BAHAN AJAR SD/MI
Sejarah Kebudayaan Islam
Keteladanan Nabi Muhammad SAW.
A. Nabi Muhammad Berdagang
Pada masa kecinya, nabi muhammad saw, bekerja sebagai penggembala kambing milik orang-orang mekkah, seperti kebiasaan nabi-sebelumnya. Pekerjaan tersebut berguna untuk menempa dirinya melihat alam yang luas membentang, langit yang terbuka, dan alam sekitar nya yang beliau renungkan sejak kecil.
Dari waktu ke waktu, akhirnya nabi Muhamad tumbuh menjadi pemuda dewasa. Beliau pun ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Selama nabi Muhammad SAW berdagang bersama pamannya beliau banyak mendapatkan ilmu tentang berniaga. Siifatnya yang jujur dan mulia menjadikan orang lain percaya untuk mengajak bekerja sama dalam berdagang. Salah satu orang bersimpati kepada nabi Muhamaad adalah Khadijah, seorang saudagar kaya di kota Mekkkah saat itu.
Khadijah menginginkan nabi Muhammad SAW bekerja padanya dengan menjualkan barang-barang dagangannya. Nabi Muhammad SAW mendapatkan keuntungan besar dalam usahanya. Hal ini diperoleh karena selama berdagang, beliau sangat tekun, jujur, ramah, ramah dan murah senyum kepada para pembeli. Bahkan beliau dijuluki Al-Amin yang berarti orang yang dapat dipercaya karena kejujurannya tersebut di kalangan masyarakat Mekah pada saat itu.
B. Kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW
Ketika usia nabi menginjak 35 tahun atau 5 tahun sebelum kenabian terjadi peristiwa banjir besar di Mekah hingga meluap ke Baitul Haram. Banjir itu mengakibatkan beberapa kerusakan di Kabah sehingga membuatnya harus diperbaiki. Orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kabah, dan yang menjadi arsitek adalah orang romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian hajar aswad, mereka saling berselisih tentang siapa yang berhak meletakkan hajar aswad di tempatnya semula. Mereka berpendapat jika kelompoknyalah yang berhak meletakkan hajar aswad di tempanya itu. Perselisihan ini terjadi hingga 5 hari dan tak ada keputusan yang diambil, bahkan hampir terjadi pertumpahan darah diantara mereka. Akhirnya Abu Umayyah menawarkan jalan keluar, siapa yang pertama kali masuk pintu masjid ialah yang berhak memimpin peletakan hajar aswad, semua orang pun sepakat dengan cara ini. Allah menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah nabi Muhammad SAW., dan yang berhak meletakan hajar aswad adalah beliau.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk proses peletakan hajar aswad. Nabi Muhammad SAW meminta sehelai sorban dan hajar aswad diletakkan ditengah-tengahnya. Nabi meminta pemuka-pemuka kabilah agar memegang agar memegang ujung-ujung kain itu, lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, nabi mengambil hajar aswad dan meletakannya ke tempat semula. Akhirnya semua orang merasa lega mereka puas dengan solusi dari nabi Muhammad SAW tersebut. Masalahpun akhirnya terselesaikan.
C. Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa. Beliau adalah orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkatannya lembut, akhlaqnya terpuji, sifatnya mulia, jujur, terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji. Beliau juga adalah orang yang paling bisa dipecaya sehingga mendapat julukan Al-Amin, dan beliau juga bebannya sendiri. Beliau juga suka memberi kepada orang miskin, menjamu tamu, dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Sejak kecil, nabi Muhammad SAW telah memiliki sifat tabah, sabar, hormat, taat, dan rajin bekerja. Hal itu tampak ketika beliau menjadi seorang penggembala kambing. Nabi Muhammad SAW tidak malu menjalankan pekerjaannya itu demi mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kadangkadang sebagian upahnya beliau berikan kepada pamannya karena keluarga pamannya, karena keluarga pamannya, Abu Thalib bukan termasuk yang berkecukupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar